Kamis 25 Mei 2019 pukul
16:00 WIB tepat di depan Istana Negara Jakarta Pusat, puluhan orang menyerukan
keadilan bagi para korban kasus pelanggaran HAM. Mereka yang datang untuk
menyuarakan keadilan bukan hanya dari anggota keluarga korban, ataupun korban
yang masih hidup, tetapi banyak dari kalangan komunitas yang datang dari
berbagai daerah, hingga mahasiswa yang turut hadir dalam acara aksi kamisan
yang rutin dilakukan setiap hari kamis.
Cuaca yang cukup panas
mengenai kulit tidak melunturkan tekad mereka. Tekad untuk didengar Presiden. Keringat
yang mulai keluar dari pelipis hingga membasahi baju bukanlah halangan untuk
mereka. Mereka hanya ingin didengar dan segera diungkap siapa dalang dari kasus
pelanggaran HAM yang para korban alami.
“HIDUP
KORBAN - JANGAN DIAM” “JANGAN DIAM –
LAWAN”
Mereka berkali-kali
menyerukan hal itu, berteriak sekencang yang mereka bisa seakan-akan tidak takut
untuk kehabisan suara. Hal tersebut sukses membuat pengendara motor dan mobil
yang berlalu lalang melihat kearah mereka. Ada yang bingung, ada juga yang
merasa paham karena mungkin sudah melihat aksi kamisan ini beberapa kali.
Dari antara mereka yang
berdiri menghadap keistana dengan mengenakan atribut seperti, payung hitam,
baju hitam, spanduk yang mereka ikat di depan bambu yang berada di depan mereka.
Mata kami menangkap sesuatu yang menarik. Yaitu sesosok pria tua, mengenakan
sepatu kets hijau dipadukan dengan warna abu-abu, dan juga mengenakan jubah
hitam yang terbuat dari kain bertuliskan
“Korban pemotongan
lidah 2x, penis 2x 1983-2012”
Membaca tulisannya saja
hati kami bergetar, membayangkan bagaimana rasanya lidah hingga alat kelamin
mengalami pemotongan hingga 2 kali. Karena rasa penasaran yang menggunung, kami
memutuskan untuk menghampiri sosok pria tua yang setia berdiri dibawah terik
matahari itu.
Kami berkenalan dengan
beliau, menanyakan berbagai pertanyaan yang memenuhi kepala kami. Hingga pada
satu pernyataan beliau membuat kami merinding,
“Saya korban
pelanggaran kasus HAM itu, lidah saya pertama dipotong saat saya kecil waktu
saya SD dan saya gak tau siapa yang motong lidah saya,” kata Rudi (bukan nama
terang)
Mendengar hal itu, kami
merinding. Membayangkan bagaimana sesetan pisau mengenai lidah Pak Rudi. Tak
cukup sampai disitu, alat kelamin beliau pun ikut dipotong sebanyak 2 kali
namun, pemotongan yang pertama tidak terasa sakit menurutnya. Tapi, yang kedua
itulah yang membuat pak rudi masuk rumah sakit.
“Sakit neng, yang kedua
itu sampai saya masuk rumah sakit, ” tuturnya
Berbagai cara sudah
beliau lakukan untuk meraih keadilan, namun lagi-lagi tidak membuahkan hasil
apapun. Melaporkan pada pihak penegak hukum, yang didapat bukan pembelaan
tetapi beliau dikatan orang gila dan terlihat seperti mengarang.
“menurut mereka saya
gila, memang sih tidak ada bukti yang kuat karena waktu pemotongan itu saya dibius
dan tidak ada saksi, “ tambahnya lagi.
Dipenghujung wawancara
kami, beliau hanya ingin kasusnya diselesaikan secepatnya dan pelaku dihukum
sesuai dengan undang- undang yang berlaku.
Aksi kamisan ini berlangsung
tertib, mereka hanya menyuarakan suara mereka, menyerukan apa yang menjadi
slogan mereka
“
HIDUP KORBAN- JANGAN DIAM” “JANGAN DIAM
– LAWAN”
Suara mereka menggema
di depan Istana Negara, bahkan suara kendaraan yang berlalu lalangpun kalah dengan
suara mereka yang cukup kencang memenuhi pendengaran.
Hari mulai teduh,
matahari tidak lagi menampilkan sinarnya yang cukup panas mengenai kulit.
Bersama hilangnya pancaran sinar matahari, aksi kamisan hari itupun berakhir
pada pukul 17:15 WIB. Di akhir, mereka berfoto bersama tak lupa mengenakan
sepanduk yang tentu saja berisikan aspirasi mereka.
Welcome to Harrah's Cherokee Casino and Hotel, NC - KT Hub
BalasHapusWelcome to Harrah's Cherokee Casino 정읍 출장샵 and Hotel, NC. It's 김해 출장샵 your 정읍 출장샵 place to stay, play and stay 포천 출장샵 at Harrah's Cherokee 진주 출장마사지 Casino and Hotel.